”Gejolak akibat risk-aversion global”
Hampir semua pergerakan di pasar obligasi domestik selama bulan September dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di luar Indonesia. Krisis kredit AS dan Eropa yang berkepanjangan yang telah membuat beberapa lembaga keuangan besar kolaps tidak saja mengakibatkan krisis kepercayaan di antara lembaga-lembaga tersebut namun juga pada investor global. Krisis kepercayaan ini juga berimbas kepada kelas aset lain dan ke dalam regional lain terutama pasar yang memiliki imbal hasil tinggi, termasuk Indonesia melalui deleveraging (penurunan hutang) dan keluarnya investor dari saham, obligasi dan mata uang regional. Premium yang diharapkan untuk memegang aset-aset ini meningkat akibat sikap investor global yang menjadi risk averse (menghindari resiko).
Di tengah-tengah tingginya gejolak, investor menuntut imbal hasil yang lebih tinggi pada lelang obligasi Pemerintah. Akhirnya Pemerintah harus membatalkan dua pelelangan, karena tingkat imbal hasil yang dituntut investor lebih tinggi dari pada yang diperkirakan sebelumnya. Premium resiko untuk memegang obligasi Indonesia bertenor 5 tahun naik melampaui level 300 yang merupakan tingkat yang pernah dicapai pada tahun 2004. Kurva imbal hasil bergeser naik secara paralel sebesar satu persen untuk semua tenor. Likuiditas pada pasar uang juga menjadi ketat karena permintaan untuk pinjaman yang lebih besar dari pada pertumbuhan dana pihak ketiga yang melambat akibat suku bunga riil yang negatif, besarnya kebutuhan uang tunai sebelum libur Lebaran dan belum turunnya dana untuk pengeluaran pemerintah sepanjang kuartal lalu. Harga minyak jatuh di bawah US$100 untuk pertama kalinya tahun ini karena permintaan energi perlambatan perekonomian global yang mulai terlihat. Penurunan pada harga minyak dan tindakan flight to safety (memindahkan dana ke tempat yang dianggap aman) yang dilakukan oleh investor global, memperkuat USD dan menekan mata uang dengan yield tinggi. Rupiah melemah ke angka 9500 seperti yang terjadi pada tahun 2005. Melemahnya Rupiah kembali menurunkan return (imbal hasil) aset berdenominasi mata uang lokal, sehingga membuat investasi pada obligasi lokal menjadi tidak begitu menarik. Pelemahan Rupiah sebagian juga dipengaruhi oleh menurunnya neraca berjalan dan perdagangan akibat harga komoditas yang menurun tajam, sementara impor naik akibat permintaan domestik yang kuat.
Angka inflasi bulan September telah diumumkan dengan angka m-o-m 0.97% dan y-o-y 12.14% sedikit di atas perkiraan pasar. Walaupun angkaangka ini lebih tinggi, dan melihat permintaan yang memang secara historis lebih tinggi sebelum hari raya, sebagian besar komponen angka inflasi masih sesuai dengan perkiraan, kecuali untuk komponen gas rumah tangga (elpiji) yang telah naik selama beberapa bulan ini. Data lain yang juga positif adalah adanya surplus dari neraca perdagangan yang hampir semua bersumber dari turunnya impor minyak, dan sedikit penurunan pada impor nonmigas yang menunjukkan adanya sedikit penurunan pada permintaan domestik.
Kami berpendapat bahwa tekanan jual pada pasar obligasi akan tetap ada selagi investor asing melakukan proses deleveraging. Namun demikian, imbal hasil obligasi yang tinggi pada akhirnya akan menimbulkan minat beli, walaupun investor masih berhati-hati akibat kondisi ekonomi global. Pasar saham dan pergerakan Rupiah juga akan menjadi penggerak utama. Berlawanan dengan bank-bank sentral global, BI diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga karena permintaan domestik belum tampak mereda. BI akan tetap fokus pada menjaga stabilitas Rupiah. Sentimen akan sangat berperan pada saat ini, namun demikian kami memperkirakan investor global akan kembali masuk ke obligasi lokal yang mempunyai fundamental yang solid dan valuasi menarik ketika situasi sudah lebih jelas.
****
Fixed Income Market September 2008
Ridha, Sabtu, 18 Oktober 2008Equity Market September 2008
Ridha,Kekhawatiran mengenai memburuknya prospek pertumbuhan global dan masalah finansial di Amerika Serikat dan Eropa mendorong penurunan pasar saham global. Pada bulan September, IHSG turun sebesar 15,4% ke 1832, lebih baik dari pada pasar regional, namun masih di bawah pasar global (Indeks MSCI Asia Pasifik turun sebesar 16,3% dan MSCI World Index turun sebesar 14%). Diantara sektor-sektor lainnya dalam IHSG, Pertambangan berkinerja paling buruk, diikuti oleh agrikultur. Pada basis year-to-date, IHSG sudah turun sebesar 33.3% pada tahun ini, dibandingkan dengan penurunan sebesar 39,7% untuk Indeks MSCI Asia Pasifik, dan
penurunan sebesar 28,3% untuk MSCI World Index.
Harga minyak turun lagi sebesar 12,8% pada bulan ini, dan sudah mengalami penurunan sebesar 33% dari harga tertingginya di 145 US$, sementara harga minyak sawit juga turun sebesar 18,4% di bulan ini saja, dan telah mengalami penurunan sebesar 50% dari harga tertingginya tahun ini. Walaupun penurunan harga di sektor agrikultur dan energi memberi pengaruh positif secara keseluruhan untuk Indonesia, hal ini telah mengakibatkan pasar saham kita berada pada tekanan jual yang intens. Bahkan sektor-sektor berorientasi domestik pada pasar saham, seperti konsumen dan keuangan dan perbankan juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 3,7% dan 9,6%. Rupiah juga melemah terhadap Dolar Amerika sebesar 3,8% pada bulan ini ke angka 9500.
Berita finansial global yang berpengaruh terhadap pasar saham Indonesia pada bulan ini adalah: masalah finansial pada Fannie Mae dan Freddie Mac yang merupakan perusahaan yang disponsori pemerintah, kolapsnya Lehman Brothers, akusisi Merril Lynch oleh Bank of America, dan penyelamatan finansial untuk AIG yang diprakarsai oleh pemerintah Amerika, kekhawatiran terhadap kesehatan perekonomian global, angka pengangguran di Amerika Serikat yang lebih tinggi dari pada yang diperkirakan, penurunan produksi industri di Jerman, dan ketidakstabilan politik di Thailand. Pada sisi domestik, beritanya adalah: angka inflasi Agustus yang lebih rendah dari perkiraan (Bank Indonesia bereaksi dengan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps), defisit (kedua berturut-turut) pada neraca perdagangan bulan Juli, pelemahan Rupiah dan juga pengurangan pajak untuk perusahaan dan perorangan.
Neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit untuk ke dua kalinya secara berturu-turut pada bulan Juli. Defisit ini kemungkinan disebabkan oleh besarnya defisit perdagangan minyak, impor non migas yang besar, dan juga jatuhnya harga-harga komoditas/agrikultur pada bulan Juli. Diumumkannya angka Neraca Pembayaran kuartal kedua menampakkan adanya lonjakan impor minyak, yang mungkin merefleksikan kenaikan harga minyak. Jumlah impor barang juga meningkat lebih cepat dari jumlah ekspor, naik sampai dengan 48% sampai dengan (YTD) Juli, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Impor non migas telah meningkat sebesar 50% sampai dengan (YTD) Juni dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mencerminkan bahwa permintaan domestik masih tetap kuat, terutama untuk barang modal dan bahan mentah. Sebagai tambahan, harga komoditas yang lebih rendah pada bulan Juli juga mungkin mengikis neraca perdagangan lebih dalam, karena Indonesia adalah negara pengekspor komoditas yang tergolong besar. Namun demikian, kedepannya, defisit perdagangan mungkin kembali bergerak ke teritori positif, karena harga minyak juga mulai turun.
Tampaknya tekanan jual pada IHSG disebabkan karena keluarnya investor asing. Mereka menganggap pasar saham Indonesia mewakili sektor sumber daya alam yang diuntungkan sebagai pemasok untuk Asia yang sedang berkembang. Namun demikian, dengan adanya perkiraan perlambatan global dan deleveraging (penurunan utang) sistem finansial, para investor memilih keluar dari sektor sumber daya. Pasar saham yang memiliki bobot yang besar untuk sumber daya alam seperti Indonesia, juga mengalami tekanan jual selagi investor-investor tersebut keluar dari pasar. Dalam jangka pendek, kemungkinan kita akan melihat pemulihan (rebound) setelah tekanan jual ini mereda.
Selama gejolak di bursa akhir-akhir ini, sesungguhnya perekonomian Indonesia dan perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa telah menjadi lebih tahan banting. Data-data ekonomi terkini menunjukkan posisi yang kuat, demikian juga dengan pendapatan perusahaan. Walaupun demikian, gejolak pasar dan perilaku investor yang menghindari resiko telah berdampak negatif terhadap fundamental perekonomian. Suku bunga bebas resiko (Risk free rates) naik tajam dan Rupiah mengalami tekanan. Jika situasi ini terus berkepanjangan, perekonomian kemungkinan akan melambat di bawah pertumbuhan 6% seperti yang kami perkirakan sebelumnya. Apalagi, ekspektasi pendapatan kemungkinan akan disesuaikan karena perusahaan-perusahaan keadaan ekonomi lebih sulit.
Kedepannya, kami memperkirakan saham-saham akan mengalami gejolak jangka pendek, seiring dengan berlangsungnya persepsi perlambatan di negara-negara maju. Namun lebih jauh lagi, prospek saham-saham Indonesia akan bergantung pada penanganan sistem keuangan Amerika Serikat dan Eropa. Prospek Indonesia juga akan tergantung pada penurunan suku bunga di negara-negara maju untuk memulihkan perekonomian mereka.
Mulai berinvestasi
Ridha, Kamis, 16 Oktober 2008Setelah Anda mengerti dasar-dasar pengetahuan tentang Reksa Dana, dan telah merasa siap untuk mencoba berinvestasi di Reksa Dana, pertimbangkanlah untuk berinvestasi pada jenis Reksa Dana yang paling cocok bagi tujuan keuangan dan karakter Anda. Kemudian, Anda dapat memonitor perkembangan investasi melalui laporan kinerja Reksa Dana, ataupun berita-berita terkait dunia pasar modal dan investasi pada halaman bisnis di media massa.
Dan, setelah Anda memiliki pengalaman dan keyakinan atas investasi pada Reksa Dana, bangunlah suatu portofolio Reksa Dana dengan membeli lebih banyak Unit Penyertaan atau dengan mencoba berinvestasi pada jenis Reksa Dana yang lain. Dengan berinvestasi pada jenis Reksa Dana yang berbeda-beda, Anda menghindari menaruh seluruh ’telur’ Anda di dalam satu keranjang. Langkah diversifikasi ini dapat meminimumkan risiko yang Anda tanggung apabila salah satu investasi Reksa Dana Anda mengalami kinerja yang kurang baik.
Bacalah Prospektus...
Sebelum memutuskan berinvestasi pada Reksa Dana, investor diharuskan memahami terlebih dahulu isi Prospektus Reksa Dana bersangkutan. Prospektus adalah dokumen legal yang menjabarkan tujuan, strategi, risiko dan biaya-biaya dari Reksa Dana secara detail. Bentuk dan isi dari Prospektus telah disetujui oleh pihak yang berwenanguntuk membantu meyakinkan bahwa Anda memiliki seluruh informasi yang dibutuhkan untuk membuat suatu keputusan investasi yang baik.
Penting!
Mintalah Prospektus dan bacalah dengan seksama untuk memastikan bahwa Reksa Dana yang bersangkutan adalah produk investasi yang tepat bagi Anda.
FAKTOR RISIKO
INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RISIKO. CALON PEMODAL WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMINKAN KINERJA MASA DATANG. NILAI AKTIVA BERSIH (NAB) DARI SETIAP PRODUK REKSA DANA DAPAT NAIK ATAU TURUN MENGIKUTI FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI PASAR MODAL TERMASUK FLUKTUASI TINGKAT SUKU BUNGA.
Memahami karakteristik pemodal
Ridha,Memahami Kebutuhan dan Karakter Investasi Anda
Tujuan finansial masing-masing investor sangat bervariasi menurut usia, gaya hidup, kebebasan finansial, komitmen keluarga, tingkat pendapatan dan pengeluaran
Sebelum memutuskan untuk melakukan investasi pada produk Reksa Dana, sebaiknya Anda terlebih dahulu memahami kebutuhan dan karakter dalam berinvestasi. Jika telah mengerti dan memahami kedua hal tersebut, maka akan memudahkan Anda memilih produk Reksa Dana yang tepat dan cocok demi mencapai tujuan finansial yang diharapkan.
Tujuan finansial masing-masing investor sangat bervariasi menurut usia, gaya hidup, kebebasan finansial, komitmen keluarga, tingkat pendapatan dan pengeluaran.
Dengan demikian, langkah awal adalah mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan investasi dan kesadaran atas risiko yang mungkin Anda hadapi sebagai investor:
*Kebutuhan Investasi
Investasi ini digunakan untuk membeli rumah atau mendanai perkawinan atau biaya pendidikan anak atau kebutuhan lainnya.
*Risiko yang dihadapi
Saya hanya bersedia menerima risiko minimum.
Saya bersedia menerima risiko lebih besar akibat dari fluktuasi pasar.
Saya mengerti bahwa mungkin ada kerugian jangka pendek guna meraih keuntungan potensial jangka panjang.
*Arus Kas
Saya membutuhkan arus kas yang tetap.
Saya perlu sejumlah dana untuk memenuhi kebutuhan spesifik setelah periode tertentu.
Saya tidak membutuhkan arus kas saat ini namun saya ingin membangun aset saya untuk masa yang akan datang.
Tipe Investor dan Alokasi Aset
Investasi di hanya satu program Reksa Dana mungkin tak dapat memenuhi semua tujuan investasi Anda. Untuk mengatasi hal ini, idealnya seorang investor membangun suatu portofolio aset yang terdiri dari kombinasi berbagai jenis program investasi Reksa Dana untuk dapat meraih tujuan spesifik keuangannya.
TIPE INVESTOR KONSERVATIF
Karakteristik :
* Tidak berani menghadapi risiko dan ketidakpastian.
* Cenderung untuk memilih produk Reksa Dana yang mengalokasikan dananya pada instrumen pasar yang berisiko rendah.
* Mengutamakan keamanan dalam berinvestasi daripada memperoleh keuntungan besar tapi berisiko
TIPE INVESTOR MODERAT
Karakteristik :
* Lebih berani mengambil risiko dibandingkan investor konservatif.
* Mempertimbangkan secara hati-hati jenis Reksa Dana yang akan dimilikinya serta membatasi jumlah dana yang akan diinvestasikannya ke dalam instrumen berisiko hingga porsi tertentu
TIPE INVESTOR AGRESIF
Karakteristik :
* Pada umumnya memiliki keberanian dalam melakukan keputusan investasi dengan risiko tinggi.
* Mengharapkan hasil investasi yang lebih besar dengan bersedia menerima konsekuensi risiko yang lebih tinggi pula.
* Cenderung untuk memilih produk yang mengalokasikan dananya pada instrumen pasar yang berisiko tinggi.
Jika telah mengetahui kebutuhan dan karakter Anda dalam hal berinvestasi, segera putuskan produk Reksa Dana Manulife jenis apa yang tepat dan cocok untuk membantu mewujudkan rencana keuangan Anda.
Memahami dan mengelola resiko
Ridha,Semua investasi baik dalam bentuk saham, obligasi, deposito bank ataupun surat berharga lainnya pasti memiliki risiko. Nilai saham dan surat berharga lainnya dapat naik atau turun bergantung dari kinerja perusahaan, industri, kondisi pasar modal/uang, dan Negara. Risiko tidak dapat dihilangkan, namun dapat diminimalkan dengan pengelolaan dana yang terampil dan berhati-hati. Umumnya semakin panjang jangka periode investasi, semakin kecil risikonya.
Selain memiliki peluang besar untuk mendatangkan keuntungan, jenis investasi Reksa Dana juga memiliki peluang mengalami risiko kerugian, antara lain:
Berkurangnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) Unit Penyertaan.
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portofolio Reksa Dana tersebut.
Likuiditas.
Risiko ini menyangkut cepat-lambatnya investor dalam mencairkan investasinya dengan melakukan penjualan kembali (redemption) atas Unit Penyertaan yang dimilikinya. Apabila terjadi tingkat penjualan kembali Unit Penyertaan oleh investor yang sangat tinggi pada saat yang bersamaan, Manajer Investasi dapat mengalami kesulitan dalam menjual kembali portofolio yang berada dalam Reksa Dana tersebut dalam waktu singkat, sehingga pembayaran kepada investor dapat tertunda.
Wanprestasi.
Merupakan risiko terburuk yang dapat timbul, dimana risiko ini dapat terjadi ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, seperti Manajer Investasi, pialang, bank kustodian, atau agen pembayaran yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.
Ekonomi dan Politik
Perubahan-perubahan keadaan ekonomi dan politik di luar negeri dapat mempengaruhi sistem ekonomi politik di Indonesia. Bersamaan dengan itu, perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi pula pandangan umum terhadap perusahaan-perusahaan yang telah go public dan penerbit efek utang yang merupakan sumber investasi dari Reksa Dana
Tentang Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Ridha,Apa yang dimaksud dengan Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan Reksa Dana?
Nilai Aktiva Bersih merupakan ’harga beli’ dan juga sekaligus ’harga jual’ per Unit Penyertaan pada saat pemodal ingin membeli atau menjual Unit Penyertaan suatu Reksa Dana.
NAB per unit dipublikasikan setiap hari bursa, dan dapat dijadikan indikator kepada pemodal untuk melakukan keputusan beli atau jual, juga dapat menjadi indikator untung-ruginya investasi kita.
Naik turunnya NAB per unit dipengaruhi oleh nilai pasar dari masing-masing efek yang terdapat dalam portofolio suatu Reksa Dana.
NAB per unit mencerminkan nilai sesungguhnya suatu Unit Penyertaan pada suatu hari tertentu setelah menghitung seluruh pengeluaran dan biaya manajemen. NAB per unit untuk setiap Reksa Dana dihitung setiap hari dengan menggunakan nilai pasar yang diterbitkan setiap hari.
Secara sederhana, NAB per Unit dikalkulasikan sebagai berikut:
+ Pendapatan Aktual – Biaya – biaya yang relevan*
*Untuk keterangan lebih lengkap, lihat prospektus
Nilai Aktiva Bersih (NAB) adalah nilai pasar dari Efek-Efek tertentu dan aset-aset lain dari Reksa Dana yang dikurangi semua kewajibannya yang dihitung dan diterbitkan pada setiap Hari Bursa
Cara Kerja Reksadana PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
Ridha,Bagaimana Cara Kerja Reksa Dana ?
Dalam berinvestasi di suatu Reksa Dana, Anda membeli sejumlah Unit Penyertaan dengan penentuan harga per unit ditentukan oleh Nilai Aktiva Bersih (NAB). Dengan memiliki Unit Penyertaan, maka Anda telah menjadi bagian dari pemodal kolektif bersama pemodal-pemodal lain dalam suatu produk Reksa Dana. Seluruh pemodal memiliki bagian dalam portofolio Reksa Dana secara proporsional, berdasarkan dari berapa dana yang mereka investasikan
Manajer Investasi bertanggung jawab untuk menginvestasikan dana yang terkumpul tersebut ke dalam suatu portofolio efek seperti saham, obligasi, pasar uang, dan surat berharga lainnya, tergantung dari jenis dan tujuan Reksa Dana tersebut.
Bank Kustodian berfungsi sebagai pihak yang melakukan administrasi investasi, yang antara lain meliputi penyelesaian transaksi (settlement/clearing) dengan broker atau bank, registrasi dan pendaftaran efek, perhitungan dan pembagian dividen, perhitungan kenaikan atau penurunan aset, memastikan kenaikan atau penurunan nilai investasi, dan pelaporan. Apabila suatu ketika terjadi hal buruk menimpa Manajer Investasi sehingga dinyatakan bubar, maka dana pemodal akan tetap aman tersimpan di tempat yang terpisah, yaitu di Bank Kustodian.
BAPEPAM & LK bertugas dalam membina, mengatur dan mengawasi kegiatan sehari-hari pasar modal di Indonesia. Dalam kaitannya dengan Reksa Dana, BAPEPAM & LK mengeluarkan peraturan-peraturan dan pengawasan yang ketat terhadap kegiatan operasional seluruh Reksa Dana di Indon
Jenis Reksadana PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
Ridha,Berdasarkan Jenisnya Reksa Dana dibagi 4 kategori
*Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)
Merupakan Reksa Dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya sebesar 80% dalam efek bersitat utang (obligasi) di dalam portofolionya. Reksa Dana jenis ini termasuk favorit di kalangan investor baik individual maupun institusional yang memiliki tujuan investasi jangka menengah dan panjang, dengan tingkat risiko menengah.
*Reksa Dana Saham (Equity Fund)
Menempatkan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelola ke dalam efek yang bersifat saham (ekuitas). Reksa Dana Saham menjadi alternatif investasi yang menarik bagi investor yang mengerti potensi investasi pada saham untuk jangka panjang, karena pada jangka pendek terdapat risiko yang cukup tinggi disebabkan oleh harga-harga saham yang selalu berfluktuasi. Jadi, selain harus mengerti bahwa investasi saham merupakan investasi jangka panjang, investor juga harus mengerti dan bersedia menerima risiko yang menyertainya.
*Reksa Dana Campuran (Balanced Fund)
Melakukan investasi pada efek saham, efek bersifat utang (obligasi), dan pasar uang. Dapat menjadi alternatif bagi investor yang menghendaki potensi hasil investasi risiko yang berada di tengah-tengah Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa Dana Saham. Mengingat komposisinya yang sangat bervariasi, sebelum menentukan pilihan pada suatu Reksa Dana Campuran, investor harus benar-benar mengetahui bagaimana komposisi investasi yang terdapat pada Reksa Dana Campuran tersebut, dengan terlebih dahulu mempelajari Prospektus.
*Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Fund)
Melakukan investasi 100% pada efek Pasar Uang. Efek Pasar Uang antara lain meliputi deposito bank, SBI, obligasi serta efek utang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Reksa Dana ini merupakan Reksa Dana dengan tingkat risiko paling rendah, dilain pihak potensi hasil investasinya pun terbatas. Tujuan investasi Reksa Dana Pasar Uang umumnya adalah untuk perlindungan dana pokok dan untuk menyediakan likuiditas yang tinggi, dan memberikan manfaat dalam hal diversifikasi
Tentang Reksadana PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
Ridha,Apa yang dimaksud dengan Reksa Dana ?
Definisi sederhananya bisa seperti ini: suatu portofolio efek yang terdiri atas saham, obligasi, dan/atau kas yang diatur oleh perusahaan Manajer Investasi atas nama banyak pemodal.
Reksa Dana dapat juga diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
Apa yang dimaksud dengan perusahaan Manajer Investasi?
Manajer Investasi atau yang biasa disebut fund/investment manager adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek, dan menjual bagian (unit) dalam portofolio tersebut kepada pemodal, baik pemodal institusional maupun individual. Ketika Anda membeli unit suatu Reksa Dana, Manajer Investasi akan menginvestasikan dana Anda bersamaan dengan dana pemodal lain yang juga membeli unit Reksa Dana tersebut.
Siapa saja yang dapat berinvestasi di Reksa Dana?
Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal baik pemodal institusional maupun individual, termasuk juga pemodalpemodal kecil dan mereka yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian serta pengetahuan yang terbatas untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Company Profile PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
Ridha,Manulife Financial Corporation merupakan perusahaan penyedia layanan keuangan terdepan di Kanada, yang melayani berjuta-juta nasabah serta beroperasi di 19 negara dan teritori di seluruh dunia. Beroperasi sebagai Manulife Financial di Kanada dan Asia, serta melalui John Hancock di Amerika Serikat, Manulife Financial Corporation menyediakan beragam produk proteksi keuangan dan pengelolaan investasi melalui jaringan karyawan, agen dan mitra distribusi yang luas. Dana yang dikelola oleh Manulife Financial dan seluruh anak perusahaan mencapai Cdn $400 miliar (US$ 393 miliar ) per 30 Juni 2008.
Bukti dari kekuatan posisi keuangan tercermin dari adanya penilaian yang tinggi terhadap perusahaan-perusahaan Manulife Financial Corporation seperti The Manufacturers Life Insurance Company yang memperoleh penilaian AA+ (Fitch Ratings), Aa1 (Moody’s Investor Service), AAA (Standard & Poor’s), A++ (AM Best), dan IC-1 (Dominion Bond Rating Service).
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia merupakan salah satu anak perusahaan Manulife Financial, berdiri sejak tahun 1996 dan kini telah berkembang menjadi salah satu perusahaan jasa investasi Reksa Dana patungan terbesar serta terkemuka di Indonesia, dengan dana kelolaan mencapai lebih dari Rp 18,137 Triliun pada bulan Juli 2008. Saat ini, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia mengelola 13 Reksa Dana, yang terdiri dari Reksa Dana pendapatan tetap, saham, campuran dan pasar uang. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia memiliki prestasi baik dalam memberikan hasil investasi yang kompetitif dikombinasikan dengan faktor risiko yang minimal. Pada tahun 2000, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia menjadi perusahaan investasi pertama yang menerima ISO 9001:2000 Quality Certification.
Didukung hampir 1700 wakil agen penjual (Efek) Reksa Dana yang tersebar di hampir 100 divisi pemasaran Manulife di lebih dari 20 kota dan 13 bank ternama sebagai agen penjual, di seluruh Indonesia, serta Manajer Investasi dan tim kerja yang profesional dan terpercaya, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia siap membantu Anda dalam mengelola perencanaan keuangan.